Contoh Cerpen Persahabatan Terbaik, Menarik, Inpiratif dan Memotivasi
Contoh Cerpen Persahabatan
1. Sahabat Kecilku“ Ini, buat kalian”, seraya menjulurkan bunga edelweis.
“ Ini kan…”, belum pernah ku menuntaskan kata kataku, datang datang ia memotong ucapanku.
“ Iya, dahulu kan kalian sempat memohon ini jika saya telah kembali dari luar negara”, jelasnya.
Nyatanya ia sama sekali tidak kurang ingat, walaupun telah 4 tahun tidak sempat silih menghubungi. Bunga yang melambangkan keabadian ini, memanglah telah semenjak lama saya menginginkannya. Tidak terdapat yang berganti. Walaupun telah 4 tahun saya tidak melihatnya. Garis mukanya, rambutnya yang ikal, alisnya yang gelap tebal, bola matanya yang bundar coklat, msh sama semacam dahulu. Telah semenjak kecil saya mengenalnya. Ia orang sebelah baruku sewaktu saya kecil.
“ Nama kalian siapa?”
“ Saya Ines, kalian?”
“ Saya Tio”
“ Kalian pindah darimna?”
“ Dari luar kota, sebab Papa ku lagi terdapat urusan bisnis di mari, jadi kami terpaksa pindah ke mari”
“ Hmm. Saya bahagia memiliki sahabat baru. Mudah- mudahan kita dapat bergaul baik ya”
“ Iya, saya pula”
Semenjak dikala itu saya jadi akrab dengannya. Main bersama, jalur jalur bersama keluarganya serta keluargaku. Serta kami pun berjanji buat senantiasa bersahabat baik sampai besar nanti. Kala sesuatu hari dia mengajakku ke halaman dekat rumah, kayaknya terdapat perihal berarti yang mau dia bicarakan.
“ Minggu depan saya hendak pindah”
“ Pindah kemana? Mengapa tiba- tiba?”
“ Ke luar negara. Sesungguhnya saya mau memberitahumu semenjak dini, tetapi saya khawatir kalian pilu kemudian menghindar dariku”
Sesungguhnya saya pula telah ketahui jika ia mau pindah ke luar negara. Mamah yang memberitahuku. Ku kira itu hanya
omongan saja, tetapi ternyata…
“ Kalian ingin memohon hadiah apa dariku?”
“ Apa aja?”
“ Iya. Apa yang kalian ingin, saya hendak kasih”
“ Kalian ketahui kan, jika dari dahulu saya sangat menginginkan bunga itu?”
“ Edelweis? Cuma itu saja?”
“ Iya, cuma itu saja”
“ Baiklah”
Datang datang dia menyadarkan lamunanku. Membuat pandanganku membaur. Dia mulai mengatakan suatu.
“ Maaf…”, kata katanya terputus.
“ Saya tidak dapat lama lama tinggal d mari”, sambungnya.
“ Mengapa?” tanyaku penasaran.
“ Maaf, saya baru dapat memberitahumu saat ini. Sebab saya hendak balik lagi ke luar negara. Bulan depan saya hendak menikah”
Glek. Menikah?
Datang datang pandanganku jadi buram. Bayangan mukanya lama- lama menghilang di telan bayangan.
“ Ines… Mari bangun! Telah jam separuh 9. Nanti kalian telat kuliahnya!”
“ Yaahhh, Mamah… Lagi nanggung pula mimpinya”
Nyatanya cuma mimpi. Saya menghembuskan napas lega.
2. Siput serta Wijen
Pagi yang terang, seorang wanita yang bernama Gadis membuka jendela kamarnya serta membiarkan cahaya matahari buat masuk ke dalam kamarnya.“ Hoamm, sejuk sekali hawa pagi ini” ucap Gadis sembari menghisap hawa.“ Ting ting” hp Gadis berbunyi ciri pesan pendek masuk. Mendadak Gadis langsung mengambil handphonenya serta membuka pesan pendek tersebut, nyatanya itu dari Wijay sahabat Gadis.“ Pagi” begitu pesannya.“ Pagi pula” Gadis membalas.“ Put, hari ini dapat tidak kita berjumpa?” tanya Wijay pada Gadis.“ Emangnya ingin mengapa?” balas Gadis penasaran.“ Telah, nanti tiba saja jam 10, saya tunggu di lapangan ya” balas Wijay kembali.“ Baiklah” balas Gadis.
Gadis pun langsung mempersiapkan diri buat tiba menemui Wijay di lapangan. Dia lekas mandi, serta sehabis itu berdandan. Kala Gadis hendak mengenakan pakaian, dia bimbang mau menggunakan pakaian yang mana. Dipilihnya pakaian bercorak ungu dengan motif bunga- bunga, celana putih, dan hijab yang bercorak ungu. Sehabis dia puas dengan apa yang dia kenakan, dia pun lekas turun ke dasar buat menemui Ayah serta Bundanya di meja makan.“ Pagi Yah, pagi Bun” sapa Gadis di meja makan pada Ayah serta Bundanya.“ Pagi Gadis” balas mereka nyaris bertepatan.“ Ayah, pagi ini Gadis ingin ke lapangan” ucap Gadis.“ Loh, ingin mengapa?” tanya Ayah penasaran.“ Itu, Wijay ingin ketemu di lapangan jam 10 nanti” jawab Gadis polos.“ Oh begitu, ya telah. Tetapi maaf ya Put, Ayah tidak dapat nganter” ucap Bapaknya.“ Iya Ayah, tidak apa- apa” balas Gadis. Sehabis itu Gadis menghabiskan makanannya serta meminum segelas susunya sampai habis.
Sehabis seluruhnya selesai, Gadis langsung berpamitan kepada Ayah serta Bundanya.“ Ayah Ibu, Gadis berangkat dahulu” ucap Gadis berpamitan.“ Iya Put, hati- hati ya” balas Bundanya. Sehabis itu Gadis mengayuh sepedanya serta mengarah ke lapangan. Sehabis menempuh waktu kurang lebih 10 menit, Gadis kesimpulannya sampai di lapangan, dicarinya Wijay kesana kemari. Serta sampai akhirnya…“ Gadis!!!” seru seorang anak memanggil Gadis. Mendadak Gadis pun menoleh ke sumber suara.“ Hai! Wijay” ucap Gadis seketika.“ Hai” balas Wijay.“ Ingin mengapa sih kesini? Ingin mentraktir saya?” ucap Gadis dengan rasa yakin diri yang sangat besar.“ Yee, traktir terus sih pikirannya” sungut Wijay sedikit jengkel.“ Iya iya, emang ingin mengapa Kak Wijay yang sangat WOW” ucap Gadis dengan nada tidak ikhlas.“ Hmm, ini loh Put, kalian inget gak ini hari apa?” tanya Wijay pada Gadis.“ Ya inget lah, ini kan Hari Selasa” jawab Gadis dengan mudahnya.
“ Kok hari selasa sih? bukan itu maksudku” ucap Wijay sembari berharap.“ Emm, emang hari ini hari apa sih?” tanya Gadis dengan kepolosannya.“ Yah Gadis kurang ingat, hari ini kan hari ulang tahunku” ucap Wijay dengan nada pilu.“ Oh ya? Maaf saya kurang ingat” balas Gadis dengan nada menyesal.“ Tidak apa, ini terdapat birthday card buat kalian” ucap Wijay sembari membagikan kartu undangan tersebut.“ Wah wah, terdapat acara nih keliatannya” ledek Gadis.“ Hehe.. Iya nih, mumpung terdapat rezeki” balas Wijay.“ Iya Alhamdulillah” jawab Gadis ikut bahagia.“ Tiba ya Put” pinta Wijay.“ Insyaallah” ucap Gadis tersenyum.“ Lahh, pokoknya wajib dateng!!” Wijay memforsir.“ Loh? siapa ketahui nanti saya sampai rumah udah gak terdapat, makanya saya bilang Insyaallah” jawab Gadis bijak.“ Kok gitu ngomongnya? serem banget” ucap Wijay keheranan.“ Hmm, sudahlah lupakan saja” balas Gadis tersenyum.
Sehabis selesai berjumpa, Gadis pun berpamitan kepada Wijay buat lekas kembali ke rumah.“ Saya kembali dahulu ya Jay” ucap Gadis.“ Baiklah” jawab Wijay sedikit lesu.“ Bye bye.. sampai berjumpa di acara ya” ucap Gadis sembari mengedipkan sebelah matanya.“ Oke oke” balas Wijay sembari mengedipkan sebelah matanya pula.
Sehabis sampai di rumah, Gadis langsung membuka kartu undangan tersebut.“ Emm, jam 4 sore toh pestanya” ucap Gadis sembari mengangguk- anggukan kepala ciri paham.“ Loh? Berarti saya wajib membeli hadiah buat Wijay? Tetapi apa ya?” ucap Gadis lirih. Seketika Ibu Gadis tiba menghampirinya.“ Terdapat apa Put?” tanya Ibu pada Gadis.“ Ini Ibu, tadi nyatanya Wijay ketemu sama Gadis, hanya ingin ngasih kartu undangan ini” jelas Gadis pada Ibu.“ Terus?” jawab Ibu tidak paham.“ Yah Ibu, Gadis kan mesti beli hadiah buat Wijay?” ucap Gadis.“ Oh begitu, ya telah, belikan Wijay benda kesukaannya” Ibu berikan anjuran.“ Emm? Jam tangan!” celetuk Gadis.“ Jam tangan? Itu benda kesukaannya Wijay?” tanya Ibu.
“ Iya Ibu, Wijay sangat suka sama jam tangan” seru Gadis.“ Ya telah, nanti Ibu antar ke toko jam tangan ya?” ucap Ibu.“ Nanti? Saat ini lah Ibu, undangannya kan jam 4?” ucap Gadis menekan Bundanya.“ Hmm ya udah deh, Ibu ubah pakaian dahulu ya” ucap Ibu menuruti permintaannya.“ Oke Ibu, jangan sangat lama yaa” kata Gadis. Bundanya tidak mengatakan apapun cuma membalas dengan suatu senyuman.
Gadis meununggu telah lebih dari 5 menit.“ Ibu lama amat sih ubah bajunya” batin Gadis mengatakan. Tidak lama dari itu, Ibu Gadis keluar dari kamarnya.“ Maaf ya, jika lama” ucap Ibu.“ Ya tidak apa- apa” jawab Gadis cuek. Berikutnya Gadis langsung mengarah depan rumah, serta Ibu Gadis mengunci pintu rumah. Sehabis seluruh itu selesai, Ibu serta Gadis pun berangkat ke toko jam tangan. Gadis lekas berlari ke dalam toko jam tersebut, serta langsung melihat- lihat jam tangan yang dipajang. Mendadak langkah Gadis menyudahi di depan jam tangan yang bercorak gelap.
Gadis lekas memanggil Bundanya“ Bundaaa” ucap Gadis separuh berteriak.“ Terdapat apa?” balas Ibu sembari mendatangi Gadis.“ Ingin itu” ucap Gadis kembali sembari menunjuk jam tangan tersebut.“ Yang itu?” tanya Ibu.“ Iya” jawab Gadis pendek.“ Baiklah” ucap Ibu menuruti.“ Mas mas, aku ambil yang ini ya?” ucap Ibu Gadis kepada petugas toko.“ Baik Bu” balas petugas toko dengan ramah. Sehabis Ibu Gadis membayar di kasir, mereka pun kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah, Gadis lekas membungkus jam tangan tersebut dengan kertas kado kesukaannya. Lama- lama tetapi tentu! Gadis membungkus dengan sepenuh hati, sebab hadiah itu buat sahabat kesayangannya. Seselesainya Gadis membungkus kado, Gadis langsung mempersiapkan diri buat berangkat ke acara ulang tahun Wijay. Lagi lagi, Gadis kalah dalam perihal berpakaian. Gadis bimbang wajib menggunakan baju yang mana.“ Bundaa!” teriaknya kencang.“ Terdapat apa Put?” ucap Ibu sembari melangkah mendekati Gadis.“ Bundaa, Gadis tidak paham wajib mengenakan pakaian yang mana?” keluh Gadis.
“ Pakai saja yang menurutmu layak buat dipakai” ucap Ibu tersenyum. Gadis pun tidak menghasilkan sepatah kata pun. Gadis terus mengukir apa iktikad Bundanya tadi.“ Bisa jadi memanglah saya wajib menggunakan apa yang selayaknya saya kenakan” batinnya tersenyum. Kemudian Gadis mengambil pakaian yang bercorak Putih, celana jeans gelap, serta yang terakhir kerudung gelap. Tanpa berpikir panjang, Gadis langsung mandi serta menggunakan baju yang sudah dipilihnya tadi. Sehabis dirinya siap, Gadis pun langsung berangkat ke rumah Wijay.
Nyatanya sudah banyak orang yang telah tiba.“ Putriii!” panggil seorang. Gadis pun langsung mencari siapa yang memanggilnya tadi. Nyatanya dia merupakan sahabat sekelasnya, Nikmah.“ Ehh kalian Kem?” ucap Gadis.“ Ahh Nikem terus? Kurang baik tau!” sungut Nikmah jengkel.“ Iya iya deh, terdapat apa?” tanya Gadis.“ Tidak, hanya ingin nanya kalian kasih hadiah apa ke Wijay?” ucap Nikmah.“ Emm? Adadeh kepo banget sih” ledek Gadis.“ Yeee.. nimbang nanya doang, pelit amat sih!” celetuk Nikmah.“ Pribadi dong” ucap Gadis di kuping Nikmah serta berangkat meninggalkannya.
Gadis mencari Wijay kesana kemari, tetapi tidak terdapat hasil. Letih pun mendatangi Gadis, kesimpulannya Gadis pun memutuskan buat duduk di dasar tumbuhan mangga.“ Nih minumnya” seorang menyodorkan minuman pas di depan muka Gadis. Serentak Gadis kaget, nyatanya itu merupakan Wijay.“ Huuu Wijay ngagetin aja!” gerutu Gadis.“ Iya maaf maaf” ucapnya memohon maaf..“ Iya deh gak apa- apa” ucapnya.“ Oiya! Nih kadonya” celetuk Gadis.“ Wahh.. Terimaksih sahabatku” ucapnya sembari tersenyum manis.“ Oke deh bersama. Wle” balas Gadis sembari menulurkan lidahnya.“ Kurang baik” celetuk Wijay.“ Oh gitu, ya telah saya kembali!” ucap Gadis dengan nada ngambek.“ Jangan- jangan dong, saya kan hanya bercanda” jelas Wijay. Gadis tidak membalas perkataannya lagi, dia cuma diam, diam serta diam.
Posting Komentar untuk "Contoh Cerpen Persahabatan Terbaik, Menarik, Inpiratif dan Memotivasi"